Dawet Jabung Ponorogo
Tempatnya memang jauh dari kota dan warungnya pun sederhana. Tempat ini ramai karena tempatnya, desa jabung ini dekat dengan pondokan modern Gontor yang terkenal telah melahirkan tokoh-tokoh ternama.
Sebagian orang penasaran apa sih bedanya sama dawet yang biasa..??apa coba istimewanya..???
Dawet jabung ini tidak beda jauh dengan dawet malang kendedes yang biasa dijual menggunakan panci tradisional gerabah /tanah liat. Cendolnya bening dan tetap menggunakan kua santan yang segar, tidak seperti santan dawet yang lain (yang menurut saya bikin eneg). Bedanya dengan dawet malang kendedes terletak di gula. Dawet malang menggunakan gula merah yang manis sekali sedangkan dawet jabung menggunakan gula putih biasa yang tidak terlalu manis. Sebagai campuran dawet jabung ditambahkan tape ketan hitam dan gempol (semacam campuran tepung beras yang dibetuk bulat-bulat).
Jodoh di tangan lepek..!!begitu orang-orang sering bercanda tentang penjual dawet jabung. Kenapa..?? karena kebanyakan pengunjung yang bukan asli ponorogo, termasuk saya dulu, suka tertipu dengan gaya si mbak penjualnya. Mereka suka memberikan mangko mungil khas’nya itu menggunaka lepek (piring kecil) kemudian pengunjung yang bukan asli ponorogo pasti akan mengambil mangkok sekaligus lepeknya alhasil terjadilah tarik menarik lepek antara pengunjung dan penjual…seharusnya yang diambil mangkok mungilnya saja tidak termasuk lepeknya…begitu….
Mau tau harga semangkok dawet jabung..???Cuma 750 rupiah…dan anda pasti tidak akan puas hanya makan semangkok kecil dawet jabung…hmmm…segaarrr….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar