Kamis, 14 Oktober 2010

Sate Bekicot



Keripik bekicot memang sudah lebih dahulu tenar daripada sate bekicot. Saya sendiri tergelitik lihat si penjual sate bekicot yang suka mangkal di depan kantor saya. Bertanya-tanya seperti apa rasanya…apa seenak keripik nya…??





Jangan salah menilai binatang molusca ini lhoo…meskipun dia berlendir dan nampak menjijikkan tapi kandungan dan manfaatnya luar biasa. Kalau tidak bermanfaat mana mau bule-bule perancis dan orang-orang jepang doyan dengan escargot…nama keren hidangan berbahan dasar si bekicot ini. Apa aja gizi bekicot..??

Bekicot mengandung banyak gizi yang sangat bermanfaat untuk manusia seperti Kalsium dan Asam Amino. Creswell dan Kopiang (1981) merinci komposisi kimia bekicot, ternyata dagingnya memang kaya protein. Cangkang bekicot kaya kalsium, dan dalam daging tersebut masih terdapat banyak asam-asam amino.

Sumber data lain menunjukkan banyak kandungan bekicot seperti, protein sekitar 12 gram per 100 gram dagingnya, lemak 1%, hidrat arang 2%, kalsium 237 mg, fospor 78 mg, Fe 1,7 mg serta vitamin B komplek terutama vitamin B2.

Selain itu kandungan asam amino daging bekicot cukup menonjol. Dalam 100 gr daging bekicot kering antara lain terdiri atas leusin 4,62 gr, lisin 4,35 gr, arginin 4,88 gr, asam aspartat 5,98 gr, dan asam glutamat 8,16 gr.

Bukannya daging bekicot mengandung bakteri salmonella? Memang betul! Tapi ada cara untuk mengusir bakteri tersebut, yakni teknik pengolahan yang benar. Malahan dari temuan di lapangan, di Kediri, mereka yang biasa makan daging bekicot mengaku dapat menyembuhkan gatal-gatal, batuk, kudis dan sebagainya.

Trus rasanya gimana…??Menurut saya rasanya enak..kenyal seperti ampela ayam. Pake bumbu kacang seperti layaknya sate ayam gitu…per porsi si bapak jual seharga 5000 perak yang isinya 10 tusuk..bahkan si bapak cerita setiap harinya dia bawa 500 tusuk sate bekicot…woww….brapa tuh omset si bapak per harinya….ckk..ck..ck….

Kalau anda mau memasaknya sendiri….bisa buka www.kompas.com 5 juni 2002 ada langkah-langkaj pembersihannya…

Setelah tau manfaatnya..masih jijik makan bekicot..???gak lahh…..enak kok..!!

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Escargot
http://kulinerkita.blogdetik.com/perihal/bekicot/gizi-bekicot

Kamis, 07 Oktober 2010

Ote-Ote Porong Sidoarjo



Nah..kalo ini pasti sudah familiar di telinga..P.O.R.O.N.G identik dengan Lumpur Lapindo..Yup..Yupp..!!tempatnya memang tidak jauh dari Lokasi Lumpur Lapindo. Kalau anda pernah "kena" macet di daerah Porong tepatnya di daerah pasar porong kalau dari arah gempol kiri jalan...pasti keliatan ada warung kuno warna biru..Nah itu dia..warung Ote-Ote Porong yang gedenya se'lepek (piring kecil) dan isinya cukup untuk porsi sarapan...kenyaaanggg....



Sebenarnya pejualnya nggak hanya jualan Ote-Ote aja kok...ada Kekian (dari udang),Siomay, Bakpau, dkk...harga Ote-Ote ini memang lebih mahal daripada kebanyakan Ote-Ote yang ada di tukang jual gorengan biasa..Rp.9000/pcs, tapi menurut saya sesuai dengan Rasa dan besarnya ukurannya...



Kalau Nggak sempet dan Malas berhenti di Porong coba aja beli di cabang-cabangnya di Mayjen Sungkono Surabaya dan Pandaan...

Sttt....untuk yang sensi dengan kehalalan makanan harus dipertimbangkan ya.....

Serabi Ponorogo



Kalau anda jalan-jalan pagi di ponorogo saat lebaran dan penasaran dengan segerombolan orang yang rame banget…lihat aja..didalamnya pasti ada penjual serabi tradisional yang sibuk membakar serabinya.




Menurut saya rasanya tidak terlalu istimewa seperti serabi selong atau serabi notosuman. Cara pembuatannya juga sederhana, hanya tepung beras, kelapa parut, santan sedikit garam lalu dicampur-campur sampai agak kental. Harganya juga tidak mahal, 750 rupiah..!!

Istimewanya ada di cara pembakarannya. Masih menggunakan tungku tanah liat dan lamaaaa sekali antrinya….saya harus mengantri 2 jam lebih untuk mendapatkan 10 tangkup serabi..!! hebat kan….lebih hebat lagi begitu dibawa dirumah, makannya tidak lebih dari 10 menit…!!fiuuhh…..

Waktu terbaik untuk mengantri serabi ini adalah setelah adzan sholat shubuh..!!h.ah.a.h.ah.a….karena si ibu penjual serabi ini sudah buka sejak masih gelap dan kalau siang sedikit..sekitar jam ½ 6 gitu…saya jamin anda baru bisa makan serabi jam 8…penasaran..??selamat mencoba…;-D

Sate Ponorogo

Selain dawet jabung, tempat makan yang wajib saya kunjungi adalah Sate Ayam Ponorogo. Banyak yang sudah tau keistimewaan sate ayam ponorogo. Potongan daging ayamnya yang besar, bumbu bakarnya yang tidak hanya sekedar kecap lalu dibakar, bumbu kacangnya yang Yummmyy…….



Orang ponorogo biasa sebut tempat ini daerah ngepos. Sederetan gang (jalan kecil) dipenuhi dengan penjual sate ayam dan saat lebaran setiap penjual kebanjiran order, rameee banget.
Selain di daerah Ngepos, di ponorogo juga ada kampung sate. Satu gang penduduknya penjual sate. Sate ponorogo ini juga dijual dalam paket oleh-oleh. Dibungkus besek, box dari bamboo, dan setiap besek berisikan 50, 75 atau 100 tusuk.




Penasaran dengan rasa sate ponorogo…???coba sendiri aja dirumah….saya sudah pernah mengupload resepnya kok…

Dawet Jabung Ponorogo

Dawet Jabung Ponorogo




Tempatnya memang jauh dari kota dan warungnya pun sederhana. Tempat ini ramai karena tempatnya, desa jabung ini dekat dengan pondokan modern Gontor yang terkenal telah melahirkan tokoh-tokoh ternama.
Sebagian orang penasaran apa sih bedanya sama dawet yang biasa..??apa coba istimewanya..???
Dawet jabung ini tidak beda jauh dengan dawet malang kendedes yang biasa dijual menggunakan panci tradisional gerabah /tanah liat. Cendolnya bening dan tetap menggunakan kua santan yang segar, tidak seperti santan dawet yang lain (yang menurut saya bikin eneg). Bedanya dengan dawet malang kendedes terletak di gula. Dawet malang menggunakan gula merah yang manis sekali sedangkan dawet jabung menggunakan gula putih biasa yang tidak terlalu manis. Sebagai campuran dawet jabung ditambahkan tape ketan hitam dan gempol (semacam campuran tepung beras yang dibetuk bulat-bulat).






Jodoh di tangan lepek..!!begitu orang-orang sering bercanda tentang penjual dawet jabung. Kenapa..?? karena kebanyakan pengunjung yang bukan asli ponorogo, termasuk saya dulu, suka tertipu dengan gaya si mbak penjualnya. Mereka suka memberikan mangko mungil khas’nya itu menggunaka lepek (piring kecil) kemudian pengunjung yang bukan asli ponorogo pasti akan mengambil mangkok sekaligus lepeknya alhasil terjadilah tarik menarik lepek antara pengunjung dan penjual…seharusnya yang diambil mangkok mungilnya saja tidak termasuk lepeknya…begitu….

Mau tau harga semangkok dawet jabung..???Cuma 750 rupiah…dan anda pasti tidak akan puas hanya makan semangkok kecil dawet jabung…hmmm…segaarrr….